Hannah Emde adalah dokter hewan satwa liar yang bersemangat dalam konservasi spesies. Dia bekerja di daerah paling terpencil dan hutan di dunia adalah rumahnya. Menyoroti pentingnya keanekaragaman hayati adalah masalah hati Hannah Emde.
Setelah lulus SMA di Bonn, Hannah Emde (*1992) bekerja selama dua belas bulan di Filipina untuk layanan sukarela “weltwärts mit der GIZ”. Setelah itu ia belajar di University of Veterinary Medicine Hannover dan menjadi dokter hewan berlisensi sejak 2019. Sejak 2011, ia rutin menghabiskan beberapa bulan dalam setahun untuk mendukung penelitian dan proyek konservasi di seluruh dunia, termasuk di Kalimantan, Madagaskar, Filipina, dan Guatemala. Salah satu tugas terpentingnya adalah membagikan temuan dan pengalamannya.
Pada tahun 2017, Hannah dan tim profesionalnya mendirikan organisasi nirlaba “Nepada Wildlife eV”, yang bekerja untuk konservasi alam dan spesies global. Sebagai dokter hewan, ia bekerja di area proyek, misalnya dalam proyek penelitian lemur di Madagaskar serta di berbagai proyek penelitian di hutan hujan Borneo/Malaysia. Sejak 2021, Hannah Emde juga bekerja sebagai konsultan di proyek One Health di GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit). Atas nama pemerintah Jerman, dia mendukung pembentukan “Aliansi Internasional Melawan Risiko Kesehatan dalam Perdagangan Satwa Liar”, yang merupakan tindakan pencegahan penting terhadap pandemi. Hannah juga merupakan anggota juri German Nature Film Award 2022.
Hannah Emde dikenal secara nasional dengan buku terlarisnya "Abenteuer Artenschutz" dan melalui film dokumenter ARD 6 bagian "Hannah menjadi liar", di mana dia mengeksplorasi interaksi keanekaragaman hayati, konservasi spesies, dan manusia di Namibia.
Hannah Emde adalah pakar keanekaragaman hayati dan pentingnya konservasi spesies yang banyak dicari. Dia adalah tamu sambutan di TV dan radio dan melaporkan dengan antusias sebagai pembicara tentang keindahan hutan yang menakjubkan. Dia menggambarkan pekerjaannya di tempat-tempat paling terpencil di dunia dan dengan jelas menggambarkan mengapa spesies eksotis seperti macan dahan, badak hitam, dan gorila gunung sangat terancam punah. Dia meningkatkan kesadaran akan fakta mengapa kesejahteraan kita bergantung pada alam yang utuh dan menunjukkan apa yang dapat dilakukan setiap individu untuk melestarikan habitat bagi hewan dan manusia.